“Faktor-faktor kecerdasan emosional, yaitu : 1) Mengenali emosi diri, 2)
Mengelola emosi, 3) Memotivasi diri sendiri, 4) Mengenali emosi orang
lain, 5) Membina hubungan” (Goleman, 2002: 58). Untuk lebih jelasnya
dijelaskan sebagai berikut : a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali Emosi
diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu
perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan
emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai
metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.
“Menurut
Mayer kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran
tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah
larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang
belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat
penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai
emosi” (Goleman, 2007:64).
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi
merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat
terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan
dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali
merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. “Emosi berlebihan, yang
meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan
kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri,
melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat
yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan
yang menekan” (Goleman, 2007:77).
c. Memotivasi Diri Sendiri
Memotivasi diri sendiri merupakan menata emosi sebagai alat untuk
mencapai tujuan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi
perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri,dan
untuk berkreasi. “Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan
dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam
berbagai bidang. Dan mampu menyesuaikan diri dalam “flow” memungkinkan
terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang
memiliki keterampilan ini cendrung jauh lebih produktif dan efektif
dalam hal apa pun yang mereka kerjakan” (Goleman, 2007:58)
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan
kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati
lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang
mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih
mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang
lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
Rosenthal dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa “orang-orang yang mampu membaca perasaan
dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri secara emosional,
lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka” (Goleman, 2007:
136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa “anak-anak yang tidak
mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus
merasa frustasi” (Goleman, 2007: 172). Seseorang yang mampu membaca
emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu
terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya
sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan
orang lain.
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan
merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan
dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi
merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu
sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan sulit juga memahami
keinginan serta kemampuan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam
keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun.
“Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar
pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan
menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi”
(Goleman, 2007:59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang
lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina
hubungan dengan orang lain. Sejauh mana kepribadian siswa berkembang
dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengambil komponen-komponen
utama dan prinsip-prinsip dasar dari kecerdasan emosional sebagai
faktor untuk mengembangkan instrumen kecerdasan emosional
Pendapat lain juga mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah apa yag ada dalam diri individu yang
mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dau
sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah
faktor fisik dan kesehatan individu, apa bila fisik dan kesehatan
seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses
kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencangkup didalamnya pengalaman,
perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan
emosional berlangsung. Faktor eksternal meliputi: 1) Stimulus itu
sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengruhi
keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa
distori dan 2) lingkungan atau situasi khususnya yang melatar belakangi
kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatar belakangi merupakan
kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.